Visitors

Pages

Jumat, 23 Desember 2011

Cerita Motivasi : Pembangkit Energi Tenaga Mayat

Ini cerita motivasi dari kakak angkatan gue yaitu Mas Mushofa Mulya. Dia anak Teknik Elektro 2010 UGM. Check it out :

Saudara-saudara, saya punya berita mengagetkan untuk Anda: Kita semua akan mati!
Apaaaaaaaa? Tiiiidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak.

Well, sebenarnya tidak perlu selebay itu. Kita mungkin tidak terkejut mendengar berita itu, tapi berita itu benar adanya! Lihatlah, kakek nenek kita, orang tua kita, sanak famili, teman-teman kita, juga sudah pergi dari dunia yang fana ini. Presiden RI pertama, kedua, dan keempat telah minggat meninggalkan rakyatnya. Artis, pengusaha, polisi, tentara, anggota DPR, tukang sayur, semuanya mati. Entah berapa banyak orang tewas setiap menitnya. Bahkan ketika Anda membaca note ini, di suatu tempat, ada orang yang sedang meregang nyawa!

Selama ini… kita selalu menganggap bahwa hidup adalah sebuah kekuatan kreatif. Bahkan, beberapa tahun yang lalu ketika saya masih mahasiswa di Bandung, ada acara motivasi di radio yang judulnya “Hidup untuk Hidup”. Orang lebih senang berbicara tentang kehidupan dan nggak suka ngerumpi tentang kematian. Kita amat sangat mencintai hidup ini dan pura-pura lupa bahwa suatu saat kita akan mati. Alasannya, sederhana “ Saya kan masih muda ”. Pura-pura tidak tahu bahwa teman-teman saya yang lebih muda sudah duluan menjadi mayat.

Kematian sebenarnya adalah makhluk yang baik, tak perlu terlalu ditakuti secara berlebihan. Kematian adalah sahabat baik kehidupan. Mereka berdua selalu kompak, saling melengkapi, dan tak bisa dipisah-pisahkan. Kematian dapat membuat kehidupan lebih baik, dan sebaliknya kehidupan dapat membuat kematian lebih baik.

Oh yah? Benarkah? Apa buktinya?

Beberapa bulan lalu, setelah terjaga jam 01.45 dini hari, saya nyalakan TV. Kebetulan ada acara OPRAH. Karena saya tidak menonton dari awal, jadi tidak tahu ini temanya tentang apa. Bintang tamunya seorang laki-laki yang saat itu sedang berpidato di hadapan penonton. Entah kenapa, pidato itu begitu menggugah dan inspiratif. Kemudian iklan…

Setelah iklan barulah saya tahu bahwa pria itu divonis mati dalam 6 bulan karena menderita kanker pankreas. Ia mengatakan betapa setelah divonis mati ia lebih menikmati hidupnya, lebih dari sebelumnya. Hari-hari yang ia lalui jadi penuh makna. Ia menulis sebuah pidato inspiratif untuk tiga orang anaknya yang masih kecil. Pidato tersebut dibacakan di acara Oprah. Sungguh pidato yang inspiratif dan menguras air mata! Ia berharap bila anak-anaknya telah dewasa dapat mengunduh rekaman di acara Oprah tersebut.

Banyak hal-hal menakjubkan yang dilakukan oleh lelaki itu yang tak ia lakukan sebelumnya. Tampaknya ia tak pernah berhenti melakukan sesuatu yang berguna selama sisa hidupnya. Sorot matanya begitu cemerlang. Ia tak terlihat lelah sedikitpun, apalagi bosan. Sekarang, mungkin lelaki itu telah mati, tapi apa yang ia lakukan telah menginspirasi banyak orang.

Nah! Bila hidup kita telah terasa hampa, gersang, jenuh, maka inilah saat yang tepat untuk berkenalan dengan kematian. Vonislah diri kita mati enam bulan lagi! Lalu, pikirkan apa saja yang akan kita lakukan untuk mengisi waktu enam bulan ini? Apakah menulis buku, belajar lebih giat, bekerja lebih semangat, lebih care terhadap sesama, lebih taat, atau yang lainnya? Saya tak peduli. Karena apapun yang Anda lakukan, itu pasti akan menjadi sebuah master piece!

Harus disadari pula bahwa kematian yang sesungguhnya bisa datang lebih cepat dari itu. Bisa dua bulan lagi, satu bulan lagi, besok, atau bahkan setengah jam lagi. Siapa tahu?

Well, tak ada yang bisa menghalangi kekuatan kematian. Tak ada pula yang dapat menghalangi kekuatan seorang pria atau seorang wanita yang akan segera menjadi mayat. So, cepatlah berbuat! Tak ada waktu lagi! Selamat berkarya!

Keren sekali bukan ceritanya :)
sumber : http://www.facebook.com/profile.php?id=1517085390

3 Comments:

Posting Komentar

Get Money From Here